Baca Novel Janur Ireng - Simple Man Full Episode Gratis

Baca Novel Janur Ireng - Simple Man Full Episode Gratis

Download dan Baca Novel Janur Ireng karya Simple Man Full Episode Gratis

Hallo semua.. Bagaimana kabarnya semoga baik dan sehat selalu yaa... Pada artikel kali ini babas404.blogspot.com akan membagikan sebuah novel Janur Ireng PDF, Novel ini lumayan populer dan banyak dicari oleh para pembaca novel menjadikan novel ini sangat menarik untuk kamu baca.

Cocok banget buat kamu yang sedang mencari rekomendasi novel terbaru, tapi gak tau mau baca novel apa.

Di babas404 kamu dapat membaca novel online secara gratis bisa lewat handphone android dengan membuaka browser chrome atau safari yang menyediakan layanan membaca novel berbayar dan gratis.

Sinopsis Novel Janur Ireng

Ingatan hitam yang menyeruak dan membuka tabir gelap sebuah peristiwa masa lampau yang perlahan merangkak naik dan menunjukkan kilasan kepedihan dari sebuah perjanjian sedarah yang kental. Janur ireng adalah awal dari petaka yang paling di tunggu.

Cuplikan Novel Janur Ireng

Suara dering telepone terdengar memenuhi ruangan, namun tak ada satupun dari riuh orang di dalam sana yang mengangkatnya. Seorang wanita tengah menatap lurus sebuah jurnal di depannnya sembari membolak-balik lembar per lembar, tempat dimana wanita itu biasa menggunakan kertas-kertas itu sebagai bahan untuk menulis tajuk berita sebelum melemparkannya ke publik. Tiba-tiba. Seseorang menyentuh punggungnya, mengejutkannya sembari menatap dirinya dengan ekspresi wajah bertanya. "hei. Ngapain sih lo? Itu, telephone di meja lo bunyi dari tadi" katanya dengan suara ketus.

"Oh iya. Sorry, gw gak denger tadi" ucap si wanita yang tersenyum agak canggung. Orang itu menggeleng-gelengkan kepala menatapnya sejenak sembari berdeham lirih "aneh" sebelum ia melangkah pergi dengan wajah jengkel sementara si wanita mengangkat telephone, mendengar suara dari ujung lain yang tampak sama gusarnya.

"BANGSAT LO YA!!" kata si penelphone setengah berteriak "lo dari tadi kemana sih, gw hubungi dari tadi gak diangkat-angkat!!"

"iya-iya. Sorry. Gw tadi di kamar mandi soalnya." ucap si wanita sembari membuka kembali lembar per-lembar di buku jurnalnya yang penuh dengan coretan dan tulisan-tulisan acak seadanya, sementara gagang telephone sudah di sangga oleh bahunya, si wanita kembali mencoret-coret entah apa di dalam buku jurnalnya. Kebiasaan yang sudah lama ia miliki. Bahkan ia sendiri tidak tahu sejak kapan kebiasaan mencoret-coretan tak berdasar di buku jurnalnya.

"ya sudah. Gini..loh" ucap si penelpone yang kini suaranya terdengar lebih serius, "gw baru aja dapat kabar, ada sesosok mayat baru aja di temukan di sebuah rumah gubuk di tengah Ladang tebu. Lo bisa gak ke TKP, soalnya si Riko lagi gw suruh ngerjain hal lain".

Hening. Si wanita terdiam sejenak sebelum si penelphone memanggilnya kembali. "wei. Gimana? Lo bisa gak ke TKP sekarang?"

Ekspresi si wanita tampak termenung untuk sesaat. Entah kenapa, suara dari si penelphone seakan tak terdengar lagi di telinganya, di gantikan dengan keheningan yang memanjang sejauh mata memandang. Selang beberapa saat, ruangan yang seharusnya ramai itu mendadak menjadi lebih sunyi dan kegelisahan yang pernah wanita itu rasakan dulu mendadak menyeruak kembali. Wanita itu baru sadar bila firasat yang dulu seringkali menghantuinya mendadak kembali dan bayangan-bayangan hitam yang ada di sekeliling membuatnya tahu bahwa meski dalam keheningan ia tidak benar-benar sendiri.

"MIRAAAA!!" teriak si penelphone yang sontak membuyarkan lamunan si wanita. "lo denger gw gak sih??!! Bisa gak??"

"iya-iya. Bisa kok, bisa. Di mana alamatnya?" tanya wanita itu dengan nada sedikit parau. Mira itu adalah nama wanita itu. Sebuah nama yang di berikan oleh almarhum ayahnya yang menghilang tanpa jejak meski begitu, Mira tumbuh menjadi seorang wanita yang tangguh, lebih tangguh dari apapun bahkan sejak kepergian neneknya, orang kedua yang paling ia sayangi setelah ayahnya.21

Mira mendengarkan dengan seksama alamat yang di katakan si penelphone, sembari mulai menulis di jurnalnya, alamat tempat TKP itu berada namun tiba-tiba Mira terdiam dalam keheranan saat menyaksikan apa yang tertulis di atas kertas buku jurnalnya adalah sebuah tulisan yang terbaca dari coretan-coretan tangan Mira saat ia sedang menelpone tadi, meski hanya sebatas coretan-coretan acak yang di buat serampangan namun coretan itu bisa terbaca dengan aksara jawa kecil di sampingnya. Coretan itu terbaca sangat jelas. sebuah tulisan yang bila dibaca menjadi dua kalimat yang belum pernah Mira lihat sebelumnya.

"JANUR IRENG"

****

Mira melangkah turun dari mobil tua yang ia pinjam dari kantor untuk datang ke TKP, tempat dimana sesosok mayat baru di temukan. Lokasinya sendiri berada di sebuah perkebunan tebu yang rimbun dan jauh dari hiruk pikuk permukiman penduduk sehingga mayat yang baru saja di temukan sudah dalam kondisi yang benar-benar mengenaskan. Setidaknya itu yang Mira tahu dari percakapan di telephone tadi.

Semenjak akses menuju Dusun Kesambi dialihkan, jembatan macan mulai diabaikan warga. Di seberang jembatan mulai dipasang pagar besi tinggi yang memisahkan Dusun Kesambi...

Berbekal kartu jurnalis yang Mira punya, polisi yang berjaga di depan garis kuning mengijinkan Mira masuk sementara di luar garis kuning sudah banyak di penuhi orang-orang yang sama penasarannya satu sama lain. Mira melangkah di atas tebu-tebu yang di pangkas secara serampangan sembari melihat sekeliling dan Mira merasa aneh, untuk apa seseorang tinggal di tengah-tengah lahan tebu seperti ini.

Mira sempat mewawancarai beberapa penduduk yang ada di sekitaran TKP, mereka mengaku tidak ada yang tahu bila ada sebuah rumah yang di bangun di tengah-tengah lahan tebu yang luas ini, apalagi apalagi setelah di temukannya seonggok mayat yang ada di dalamnya.

Setelah menempuh kurang lebih 100 meter dari jalan, barulah Mira bisa melihat rumah gubuk itu yang di susun dengan kayu-kayu tua, Mira mendekati rumah itu dimana di depan rumah terlihat banyak petugas dan beberapa teman jurnalis yang Mira kenal.

"mbak Mira" panggil seorang petugas yang kebetulan mengenali Mira.

Mira mendekat.

"bapak" ucap Mira kepada petugas "Bagaimana pak keadaan mayat yang di temukan, apakah sudah di identifikasi siapa dia?"

"saat ini masih belum mbak. Informasi itu masih sedang kita dalami" ucap pak polisi yang membuat Mira mengangguk.

"lalu pak, soal kematiannya bagaimana? Saya mendengar kalau kematiannya.." Mira terdiam sejenak "gak wajar!"

Si petugas hanya diam saja sembari sesekali memperhatikan sekeliling. Mira bisa melihat gelagat yang tidak nyaman pada si petugas sehingga tanpa menunggu jawaban Mira langsung mengatakannya.

"boleh saya masuk pak, saya mau melihat—kondisi mayatnya" tanya Mira yang di jawab langsung oleh si petugas dengan anggukan, "tentu mbak Mira, tentu saja. Silahkan, tapi mbak" polisi itu menatap Mira nanar, "kondisi mayat itu sangat.." Mira terdiam menunggu, "memperihatinkan".

Mira mengangguk, mencoba mengerti maksud baik petugas yang berjaga, Mira pun melangkah masuk ke dalam rumah gubuk tempat di mana Mira bisa melihat lebih banyak lagi petugas sedang mengerjakan pekerjaannya masing-masing. Tepat di saat Mira menginjakkan kakinya di dalam ruangan tempat mayat itu berada, Mira langsung menutup hidung, aroma busuk yang menyeruak itu langsung membuat Mira terhuyung, makanan yang Mira telan seperti ingin melompat keluar, sementara di sekelilingnya orang-orang yang sedang mengidentifikasi menatapnya sebelum memberi Mira masker.

Meskipun Mira sudah mengenakan masker namun aroma busuk mayat itu masih tercium, berkali-kali Mira menyentuh hidungnya dengan tangan, mencoba mengusir aroma memuakkan itu sampai matanya tertuju pada sosok mayat yang ada di depannya. Mira terdiam bingung harus berkomentar seperti apa karena tepat di hadapannya terlihat seseorang tak di kenal tengah duduk bersila di atas ranjang dengan kondisi tanpa kepala.

Mira masih tidak dapat berkomentar apa-apa selain shock menyaksikan ini.

Ini adalah kali pertama Mira melihat hal ganjil yang seperti ini, bagaimana mungkin hal seperti ini bisa terjadi. Sosok mayat tanpa kepala dengan kondisi ia masih duduk bersila. Di depannya ada sebuah meja kayu dengan beberapa anggop dari tanah liat berisikan air dan kembang, serta keris yang tersusun rapi di sebelahnya.

Mira menggernyitkan kening. Ia berpikir sejenak apa maksud benda-benda di depannya ini. Apa mungkin sosok ini adalah seorang dukun.

Mira terdiam cukup lama sembari memotret mayat itu dari beberapa sudut yang bisa ia ambil. Sementara bau busuk itu semakin lama tercium semakin busuk seakan-akan memberitahu Mira bahwa mayat ini sudah lama mati setidaknya itu yang Mira tahu mengingat ia sudah pernah menangani peristiwa kematian serupa seperti ini.

"lebih dari 3 hari tampaknya" ucap Mira di dalam hati, kulitnya terlihat pucat dan menguning dengan lalat di sekelilingnya.

Mira mencoba melihat sekeliling ruangan itu namun sayangnya ia tidak menemukan apapun, bisa jadi polisi sudah mengamankan beberapa bagian yang penting yang kemungkinan bisa membantu penyelidikan namun dari semua yang bisa Mira lihat di sini, Mira mencium sesuatu yang lain. Sesuatu yang sedari tadi sangat menganggunya, Mira menoleh menatap sebuah pintu di ruangan lain, pintu itu tertutup dengan garis kuning yang terpasang di depannya. Mira mendekatinya, tiba-tiba sebuah kilasan aneh muncul, dari dalam pintu yang tertutup itu Mira bisa mendengar suara jeritan dari seorang perempuan yang terdengar di telinganya terus menerus meminta- pertolongan. Anehnya, tak ada satupun orang yang ada di dalam sana mendengar suara itu. Penasaran, dengan perlahan-lahan Mira mendorong pintu itu dan melangkah masuk melewati garis kuning yang terpasang di depan pintu. di dalamnya Mira menemukan sebuah ruangan lain, sebuah ruangan yang sama persis dengan ruangan tempat mayat misterius itu di temukan, bedanya hanya ada di ranjang kosong, dimana di dalam ruangan ini, ranjang kosong itu di tutupi oleh sebuah tirai putih transparan, Mira mengitari ranjang sementara ia melihat ke sekeliling. Sedari tadi, Mira masih bertanya-tanya, ruangan apa dan bagaimana bisa ada rumah yang di bangun di sini tanpa ada satu orang pun yang tahu. Hal ini tentu saja membuat Mira begitu tertarik.

Mira pun mulai memeriksa ruangan itu, sementara para petugas kepolisian dan jurnalis lain masih tampak sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri, di tengah ketegangan melihat bagian-bagian yang belum tersentuh itu tiba-tiba Mira melihat sesuatu yang ganjil, sesuatu yang ada di bawah sebuah kain hitam pekat yang di lilit dan di letakkan di bawah ranjang bertirai putih itu. Mira mengangkat ranjang, meraih ikatan hitam pekat itu, di dalamnya Mira menemukan sebuah cincin dengana batu berwarna merah delima tua yang lingkarannya terbuat dari tembaga kekuningan. Mira terdiam sejenak menyaksikan cincin itu, sebelum Mira menyadari ada sesuatu yang lain di balik ranjang itu. Mira tertegun menyaksikan sebuah buku tua yang di buat dari kulit kambing berwarna cokelat muda. Mira mulai membuka buku itu, di depannya tertulis sebuah tulisan yang di buat dengan menggunakan aksara jawa kuno.

Mira tidak mengerti buku apa itu sebenarnya sebelum sebuah suara mengejutkannya.

"Mbak-" ucap seseorang dari luar ruangan. "tidak boleh masuk ke ruangan itu, ini masih identifikasi di larang menyentuh atau melakukan apapun di sekitaran TKP"

Mira berbalik, menyembunyikan buku dan cincin itu di balik baju belakangnya.

"iya maaf pak, saya akan keluar"

Mira pun meninggalkan ruangan itu, menutup kembali pintu dan meninggalkan rumah aneh itu, siapakah sosok di balik mayat misterius itu, sampai saat ini, Mira belum tahu.

***

di luar rumah, kepala petugas yang bertanggung jawab dalam kasus ini mulai di wawancarai banyak jurnalis termasuk Mira. Rentetan pertanyaan di ajukan namun tampak si kepala petugas belum yakin dengan jawabannya sehingga semua jurnalis akhirnya meninggalkan tempat itu sementara waktu.

Dari apa yang Mira dengar hari ini, banyak spekulasi ganjil dari informasi mengenai siapa sosok mayat tanpa kepala itu, selain itu caranya mati pun menjadi tajuk pertanyaan, apakah ia di tebas, namun spekulasi bagaimana bisa seseorang menebas kepala tanpa membuat mayat itu tersungkur masih menjadi misteri. pertanyaan itu sampai saat ini belum terjawab karena faktanya mayat itu di temukan dalam keadaan duduk bersila.

Mira bersiap kembali ke kantor dan mempersiapkan laporannya hari ini, ia melangkah keluar dari lokasi menuju mobil tua yang ia parkir di samping jalan, namun tiba-tiba pandangan Mira teralihkan melihat seseorang tengah menatapnya jauh dari samping sebuah mobil hitam.

Seorang wanita tua yang mengenakan kebaya dengan rambut di sanggul memperhatikannya seakan ada sesuatu yang ia cari ada dalam dirinya, Mira masih menatapnya sebelum sopirnya melangkah keluar dari dalam mobil dan membuka pintu. wanita tua itu melangkah masuk, di ikuti si sopir sebelum akhirnya mobil hitam itu melaju melewatinya.

Mira membuka pintu mobil, melangkah masuk. di lihatnya sekali lagi cincin dengan batu delima merah itu dan buku dengan kulit kambing sebelum Mira menyadari ada sesuatu yang ganjil pada dua benda itu.

Saat Mira menimbang-nimbang apa hubungan sebenarnya dengan semua ini tiba-tiba mata Mira teralihkan pada coretan di atas Jurnalnya yang terbuka. Mira menatapnya sebelum menyadari Tulisan dengan aksara jawa itu terlihat sama dengan satu –dua kata penyebutan yang benar-benar sama. Mira membaca kembali tulisan itu dan Mira tahu arti aksara jawa itu.

"JANUR IRENG ADALAH SANTET YANG MENGHABISI NYAWA SELURUH KELUARGAKU!!!!!"

Baca dan Unduh Novel Janur Ireng

Kamu bisa juga membaca novel online gratis melalui aplikasi novel digital maupun situs web yang menyediakan layanan membaca novel secara online dengan gratis ataupun berbayar yang bisa kamu install di handphone kamu untuk membaca novel. 

Penyedia layanan baca novel online gratis diantaranya :

  • MangaToon
  • NovelMe
  • NovelToon
  • Wattpad
  • Dreame
  • Innovel
  • GoNovel
  • HiNovel
  • HotBuku
  • Globook
  • Fizzo (Fictum)
  • Novelaku
  • Google Book

Situs web atau aplikasi tersebut tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan maasing-masing tinggal kamu pilih mana yang cocok dan selalu nantikan update-update judul novel terbaru, terpopuler, tertrending, terviral yang babas404.blogspot.com rekomendasikan untuk dibaca.

Buku Novel Janur Ireng karya Simple Man Full Episode Gratis versi buku fisik dapat kalian dapatkan di Marketplace atau ditoko buku terdekat dengan harga yang berbeda-beda.

Jika kamu tertarik dengan novel ini, babas404 akan membagikan untuk kamu secara gratis. Cocok banget jika kamu sedang kehabisan stok novel untuk dibaca.

Detail Novel Janur Ireng PDF

Judul: Janur Ireng
Penulis: Simple Man
Penerbit: Wattpad
Genre: Horor
Rating: 4.9 (Sangat bagus)
Bahasa: Bahasa indonesia

Baca juga :

Akhir kata

       Setelah membaca sinopsis, cuplikan dan detail novel apakah kamu tertarik untuk membaca, Novel ini dapat kamu baca lewat aplikasi dan website Wattpad yang dapat kamu unduh di google play store atau app store dengan cara mencari lewat kolom search atau melalui link yang ada dibawah.

    Terima kasih sudah membaca Babas404 dalam artikel Novel Janur Ireng karya Simple Man Full Episode Gratis semoga terhibur dan bermanfaat pastinya. Jangan lupa tuliskan pendapatmu dikolom komenter dibawah mengenai novel ini, apakah seru dibaca? itu saja yang dapat admin bagikan, sampai jumpa pada artikel-artikel lainnya🙏

Baca Novel Janur Ireng PDF DISINI

Baca juga :
Blogger, Web Disainner, Videomeaker, Programmer

Posting Komentar

© Babas404.com. All rights reserved. Developed by Jago Desain