Baca Novel Sasuke Retsuden: Legend of The Celestial Sphere Full Episode Gratis

Baca Novel Sasuke Retsuden: Legend of The Celestial Sphere Full Episode Gratis
Baca Novel Sasuke Retsuden: Legend of The Celestial Sphere Full Episode Gratis

Download dan Baca Sasuke Retsuden: Legend of The Celestial Sphere Full Episode Gratis

Hallo semua.. Bagaimana kabarnya semoga baik dan sehat selalu yaa... Pada artikel kali ini babas404.blogspot.com akan membagikan sebuah novel Sasuke Retsuden: Legend of The Celestial Sphere PDF, Novel ini lumayan populer dan banyak dicari oleh para pembaca novel menjadikan novel ini sangat menarik untuk kamu baca.

Cocok banget buat kamu yang sedang mencari rekomendasi novel terbaru, tapi gak tau mau baca novel apa.

Di babas404 kamu dapat membaca novel online secara gratis bisa lewat handphone android dengan membuaka browser chrome atau safari yang menyediakan layanan membaca novel berbayar dan gratis.

Sinopsis Novel Sasuke Retsuden: Legend of The Celestial Sphere

Karakter

UCHIHA SASUKE : Memiliki Kekkei Genkai: Sharingan. Suami dari Haruno Sakura yang merupakan mantan dari anggota Tim 
UCHIHA SAKURA : Pengguna Ninjutsu medis. Istri Uchiha Sasuke yang merupakan mantan anggota Tim
ZANSUR : Direktor dari Institut Penelitian Astronomi. Sepertinya dia sedang menerima tugas penting dari Menteri Rahasia Negara Refaku.
MENOU (AGATE) : Sebuah kadal besar yang menjaga Institut Penelitian Astronomi.
JIJI : Narapidana yang dihukum kerja di Institut Penelitian Astronomi; berbagi ruangan dengan Sasuke saat di penjara.

Cuplikan Novel Sasuke Retsuden: Legend of The Celestial Sphere

Dia tidak bisa tidur. Pemuda itu berbaring di atas matras yang dingin. Embusan napas di dalam ruangan berubah menjadi warna putih, tubuhnya tidak tahan dan menggigil hebat ketika dia menyelinap di bawah selimut yang bahkan tidak berbahan katun. Aku penasaran jika ini sudah lewat setengah bulan, dimana aku harus tidur di atas matras yang kotor dan bermandikan keringat. Pegal dan luka selalu kudapat saat aku tidur, jadi aku tidak merasa seperti sedang beristirahat. Jika aku bisa tidur di dalam ruangan tanpa ventilasi dan tanpa udara yang masuk, itu jauh lebih baik. Dengan perasaan jijik, dia membuka mata dan menatap lurus pada ruangan yang gelap.+

Di dalam ruang sekecil enam lembar tikar tatami, empat orang dewasa sedang tertidur. Dalam kondisi seperti ini, sudah biasa jika tempat terdingin dalam sel akan diberikan pada orang baru. Hal itu tidak bisa diganggu gugat. Aku beranjak dari lantai yang keras dan meloloskan sebuah erangan.

Sial.. Kenapa aku jadi begini?

Dari setengah bulan lalu, pemuda itu berada di dalam penjara di ibu kota Negeri Redaku. Bahkan dai alam bebas, kehidupan minimum masih akan terjamin, jauh lebih aman dan nyaman daripada di sini.

Ketika aku menyelesaikan tugasku, aku penasaran apakah aku bisa keluar dan menjalani kehidupanku sebagai seorang kriminal yang lebih layak. Meski begitu, pada suatu hari, tiba-tiba aku dipindahkan tanpa alasan. Katanya mereka akan terlibat dalam pekerjaan berat di pegunungan yang dingin. Karena harus bekerja secara manual, jadi yang dikirim adalah narapidana muda yang masih bugar.

Institut Astronomi Tatar. Tampaknya menjadi sejarah fasilitas penelitian yang diperoleh dari astronom Jeanmaru Tatar; seorang astronom legendaris yang selamat dari periode yang sama dengan Rikudo Senin. Tapi itu tidak penting. Masalahnya adalah institut penelitian itu sangat dingin, bahkan suhunya bisa di bawah rata-rata saat di awal musim semi.

Lalu, disana tidak ada waktu istirahat dari pagi hingga malam; sebuah lingkungan dimana hewan peliharaan akan terlihat lebih baik karena persediaan makanan, pakaian, dan kamar untuk narapidana begitu buruk. Dalam kondisi seperti ini, hewan peliharaan akan mendapat hidup lebih baik daripada kita.

Kenapa aku.. Di kondisi seperti ini..

Aku menggigit bibir bawah, futon kugenggam erat. Pekerjaan yang melelahkan, setiap hari dan setiap malam.

Kuku yang kotor dengan tanah menggigit telapak tangan yang juga kotor karena bekerja seharian. Dosa pemuda itu adalah membunuh keluarga. Tiga tahun lalu, pada musim dingin, aku membobol sebuah rumah untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan, dan begitu saja mengambil seluruh uang yang mereka punya.

Ketika aku meninggalkan pasangan muda dengan dua anak yang berada di dalam rumah, aku mengikat mereka dengan tali dan melarikan diri. Sepertinya mereka kedinginan dan meninggal dua hari kemudian karena tidak ada seorang pun yang melihat. Begitulah aku memainkan peran membunuh empat orang. Itu merupakan sebuah kecelakaan, tidak ada niat membunuh. Setiap hari aku kelaparan, jadi aku mencuri di rumah orang-orang, tindakanku ini seperti sebuah pembelaan hukum.

Aku berpikir, kenapa aku harus menderita seperti ini? Ketidakpuasan meresap dalam dada seperti air. Aku telah mencapai batas.

Pemuda itu memantapkan pikiran, menatap kosong pada langit-langit ruangan.

Setelah hari berganti, aku akan melarikan diri dari sini.

Hidup narapidana dikendalikan oleh suara bel. Aku merasa lelah saat sebuah suara bergema; ini adalah pertanda bahwa sekarang sudah saatnya untuk bangun. Para narapidana lantas beranjak seperti zombie. Jika kau telat, kau akan dihajar tanpa ampun oleh penjaga yang bertugas mengawasi. Jadi semuanya harus tepat waktu.

Aku keluar dari ruangan dan menguap. Makan dua kali sehari. Lalu berpikir, "Aku akan makan daging babi atau apapun yang mereka sediakan."

Berdiri dalam barisan yang memanjang di ruang makan, aku menghela napas berat dan berusaha menyembunyikan semangatku.

Bertentangan dengan badan yang masih mengantuk, sarafnya sangat jelas dan bersemangat. Pagi ini dia memilih tidak peduli, bahkan jika ada orang yang datang memotong barisan dan menginjak kakinya, atau jika ada pria yang muntah di belakang telinganya, dia tidak peduli.

Hari ini aku akan pergi dari sini. Aku akan keluar.

Setelah menerima sarapan, pemuda itu mengamati sekeliling ruangan yang dipenuhi oleh narapidana. Jika kau ingin melarikan diri, bicaralah pada seseorang yang mungkin bisa kau ajak. Seseorang yang dicari itu sedang duduk di dekat jendala.

Nomor Tahanan 487. Sasuke.5

Daripada namanya, yang tak biasa dari lelaki ini adalah penampilannya. Iris mata dan rambutnya berwarna hitam gelap. Wajahnya stoik dan kecil. Hidungnya tampak nyata jika dilihat dari samping. Wajahnya benar sempurna, seperti sebuah mahakarya bahkan jika kau lihat dari sudut pandang manapun. Jika melihat lebih dekat, kau akan curiga bagaimana bisa seseorang seperti dia adalah makhluk yang sama seperti kita; manusia.

Ini menjengkelkan bagaimana dia sangat tidak ramah dan selalu terlihat seperti kucing, tapi lebih menjengkelkan lagi memikirkan bagaimana kuatnya dia, bahkan sampai tidak ada seorang pun yang mampu melawannya hanya dengan tangan kosong. Sebuah peringatan yang lolos dari bibir Sasuke sangat simpel, "Jangan mengganggu jalanku."

Bagi kebanyakan narapidana, orang seperti Sasuke sangat sulit untuk diajak bicara. Tentu saja, itu salah satu pantangannya, tapi hari ini dikecualikan karena dia sangat lapar dan cepat-cepat ingin melarikan diri, dia bisa bicara secara natural.  Pemuda itu duduk di depan Sasuke dan menyapa, "Permisi.."

Suara dalam imajinasiku terdengar lebih keras dan penuh antusias. Sasuke mengalihkan pandang dari luar jendela ke arah si pemuda.

"Apa yang kau inginkan?"

Presensinya saja sudah bisa membuatku bergetar begitu aku menatap iris hitam kelamnya.

"Oh. Aku juga berasal dari  Tanah Angin. Aku tidak bisa lulus dari akademi dan orang tuaku membuangku. Meski begitu, aku masih bisa menggunakan chakra. Lihat,"

Dengan hati-hati dia memutar sumpit di ujung jari menggunakan kontrol chakra. Ketika dia kembali memandang Sasuke, dia terlihat tidak tertarik dan terus menatap ke arah luar jendela. Dia diabaikan. Dengan sebuah senyum, pemuda itu menatap Sasuke,

"Karena aku dipenjara di kota ini, aku bukan shinobi yang kuat."

Sasuke biasanya memakan rebung dan mochi warabi dengan sumpit sembari memandang ke luar jendela. Meski terlihat sangat tidak ramah, tapi jika dilihat dari aksi kecilnya, Sasuke adalah orang yang mempunyai sopan santun. Dibandingkan dengan narapidana lain yang seperti sampah, eksistensi Sasuke sudah pasti berbeda.

"Jadi.. Mau ikut denganku?"

Menunggu Sasuke menyelesaikan makanannya, pemuda itu mulai berbicara. Dia sangat gugup sampai bicaranya terbata-bata.

"Maksudmu?"

"Melarikan diri. Aku akan melarikan diri. Barangkali kau.. Dengan kontrol chakra yang kau punya.. Kita bisa memanjat dinding dan melarikan diri."

Institut Astronomi dikelilingi oleh batu yang menumpuk di sekeliling bangunan. Tingginya sampai 10 meter. Jika kau melihat dari bawah, itu terlihat sangat besar. Meski dengan menggunakan chakra, dia tidak bisa memanjat terlalu tinggi.

"Kau tahu, aku punya limit. Bagaimana denganmu?" Sasuke menatap pemuda itu, tanpa ekspresi.

"Apa yang kau tahu tentangku?"

"Aku tahu kau bukan seorang shinobi biasa.."

Paling tidak, dia bisa bicara tanpa ragu-ragu. Pemuda itu tak habis pikir kenapa orang seperti Sasuke bisa berada di tempat seperti ini. Tetap saja, dia tidak berpikir kalau dia akan puas dengan harus melakukan pekerjaan yang membosankan.

"Mari melarikan diri bersama. Setelah ini, orang-orang akan pergi bekerja. Selagi mereka sibuk, kita bisa memanjat dinding."

"Untuk saat ini, kau harus menahan keinginamu. Di balik dinding ada gurun. Butuh waktu sekitar dua hari untuk berjalan ke desa terdekat. Lagipula, pikiranku berkata jika dindingnya akan runtuh."

"Kau bisa mengambil banyak buah, kacang, atau berry sebanyak yang kau mau. Dan lihat, disini sangat sesak. Hari ini adalah kesempatan terbaik untuk menipu Menou."

"Aku memperingatimu."

Sasuke berujar singkat sembari memandang keluar jendela. Tak lama, dia berdiri dengan sebuah piring kosong di dalam genggaman tangan. Saat para narapidana yang sedang berbincang melihatnya, mereka membuka jalan untuk Sasuke.

"Aku ingin pergi dari sini!"

Pemuda itu lantas menghampiri Sasuke dan menggenggam lengannya. Namun Sasuke langsung menepisnya.

"Maaf. Tapi aku ingin datang kesini."

"..Eh? Kesini? Kau ingin?"

Sasuke pergi dari aula makan, meninggalkan si pemuda yang masih terdiam melongo. Setelah menunggu bayangan Sasuke menghilang, dia menendang kaki meja dengan keras.

"Jangan bercanda! Sudahlah! Kau akan mengalami depresi jika terus berada disini!"

Pemuda itu keluar dengan langkah yang tergesa-gesa. Acara sarapannya jadi berantakan. Saat para narapidana kembali duduk dan berbincang, dia keluar dan mendongak melihat dinding. Masih ada waktu untuk mulai bekerja. Kesempatan diadakan patroli sudah pasti sangat rendah. Tidak ada penjaga yang sedang bertugas.

Tidak seperti penjara, penjaga disini adalah seorang penjaga keamanan. Bahkan dari awal, seorang manusia tidak akan bisa memanjat dinding batu setinggi 10 meter. Hanya seekor elang yang bisa melakukan tugas itu.

"Ini sangat menyusahkan, tapi aku harus memanjat.."

Pemuda itu dengan hati-hati menaruh telapak tangan pada permukaan dinding. Sembari mengingat pelajaran yang pernah dia terima dahulu, dia mengeluarkan chakra dan memusatkannya pada telapak tangan. Pemuda itu mulai memanjat seperti katak, merangkak secara vertikal di sepanjang dinding batu.

Dari kejauhan kau bisa mendengar desas-desus para narapidana. Ini baru beberapa menit dia memanjat. Harusnya sudah ada beberapa orang yang keluar dalam jangka waktu ini. Direktur dan penjaga harusnya sedang makan di bangunan utama.

"Benar. Aku bisa melakukan ini sebelum mereka menangkapku. Bahkan jika Menou tidak muncul.."

Tubuhnya lebih ringan daripada yang dia kira. Dia memanjat separuh lebih tinggi, tapi dia tidak merasa lelah. Dia terus memanjat hingga satu jam berlalu. Suara dari pasir dan kerikil yang diinjak membuatnya melihat ke bawah.

Tiba-tiba dia menangkap sebuah mata berwarna kuning, lantas belakang lehernya terasa dingin.

Menou telah menemukannya. Ini buruk, sangat buruk. Secepatnya dia berusaha untuk menghindar. Kepanikan membuatnya kehilangan kontrol chakra dan membuat tubuhnya terjatuh. 

Di saat dia pikir dia akan jatuh, dia merasakan sakit pada sisi tubuhnya. Di saat yang sama, tekanan darahnya tiba-tiba berhenti. Di antara sisa-sisa kesadarannya, matanya bertemu dengan seekor kadal raksasa yang sedang melahap sisi tubuhnya.

Baca dan Unduh Novel Sasuke Retsuden: Legend of The Celestial Sphere

Kamu bisa juga membaca novel online gratis melalui aplikasi novel digital maupun situs web yang menyediakan layanan membaca novel secara online dengan gratis ataupun berbayar yang bisa kamu install di handphone kamu untuk membaca novel. 

Penyedia layanan baca novel online gratis diantaranya :

  • MangaToon
  • NovelMe
  • NovelToon
  • Wattpad
  • Dreame
  • Innovel
  • GoNovel
  • HiNovel
  • HotBuku
  • Globook
  • Fizzo (Fictum)
  • Novelaku
  • Google Book

Situs web atau aplikasi tersebut tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan maasing-masing tinggal kamu pilih mana yang cocok dan selalu nantikan update-update judul novel terbaru, terpopuler, tertrending, terviral yang babas404.blogspot.com rekomendasikan untuk dibaca.

Buku Sasuke Retsuden: Legend of The Celestial Sphere Full Episode Gratis versi buku fisik dapat kalian dapatkan di Marketplace atau ditoko buku terdekat dengan harga yang berbeda-beda.

Jika kamu tertarik dengan novel ini, babas404 akan membagikan untuk kamu secara gratis. Cocok banget jika kamu sedang kehabisan stok novel untuk dibaca.

Baca juga :

Akhir kata

       Setelah membaca sinopsis, cuplikan dan detail novel apakah kamu tertarik untuk membaca, Novel ini dapat kamu baca lewat aplikasi dan website Wattpad yang dapat kamu unduh di google play store atau app store dengan cara mencari lewat kolom search atau melalui link yang ada dibawah.

    Terima kasih sudah membaca Babas404 dalam artikel Sasuke Retsuden: Legend of The Celestial Sphere Full Episode Gratis semoga terhibur dan bermanfaat pastinya. Jangan lupa tuliskan pendapatmu dikolom komenter dibawah mengenai novel ini, apakah seru dibaca? itu saja yang dapat admin bagikan, sampai jumpa pada artikel-artikel lainnya🙏

Baca Novel Sasuke Retsuden: Legend of The Celestial Sphere PDF DISINI

Baca juga :
Blogger, Web Disainner, Videomeaker, Programmer

Posting Komentar

© Babas404.com. All rights reserved. Developed by Jago Desain